Dinas PPKUKM | Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Januari 2025

A.Perkembangan Ekspor

Nilai ekspor Jakarta Januari 2025 mencapai US$ 1.423,89 juta atau tumbuh 1,77 persen dibanding Desember 2024. Dibandingkan Januari 2024 nilai ekspor naik  sebesar 70,92 persen.

 

Ekspor migas Januari 2025 senilai US$ 1,76 juta, turun sebesar 51,11 persen dibanding Desember 2024, atau turun 81,66 persen dibandingkan ekspor Januari 2024.

 

Ekspor nonmigas Januari 2025 senilai US$ 1.422,13 juta, tumbuh 1,90 persen dibanding Desember 2024, atau naik 72,69 persen dibandingkan Januari 2024. 

Peningkatan nilai ekspor komoditas terbesar Januari 2025 dibandingkan Desember 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata US$ 97,06 juta (49,91 persen).  Sementara itu penurunan nilai ekspor komoditas terbesar adalah ikan, krustasea, dan moluska sebesar US$ 29,32 juta (minus 23,62 persen).

 

Menurut sektor, ekspor nonmigas untuk  pertambangan dan lainnya turun sebesar 99,65 persen. Kendati demikian, ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dan sektor industri pengolahan berhasil tumbuh masing-masing 29,75 persen dan 0,94 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Ekspor terbesar pada Januari 2025 adalah ke Thailand yaitu US$ 203,05 juta, disusul Amerika Serikat US$ 175,65 juta, dan Tiongkok US$ 164,54 juta dengan  kontribusi ketiganya mencapai 38,15 persen.

 

 

B.Perkembangan Impor

 

Nilai impor Jakarta Januari 2025 mencapai US$ 6.321,91 juta, turun 11,66 persen dibandingkan Desember 2024 atau tumbuh 4,45 persen dibandingkan Januari  2024.

 

Impor migas Januari 2025 senilai US$ 235,90 juta, turun 11,04 persen dibandingkan Desember 2024 atau naik 20,17 persen dibandingkan Januari 2024.

 

Impor nonmigas Januari 2025 senilai US$ 6.086,01 juta, turun 11,69 persen dibandingkan Desember 2024 atau naik 3,92 persen dibandingkan Januari 2024.

 

Peningkatan nilai impor komoditas terbesar Januari 2025 dibandingkan Desember 2024 adalah kakao dan olahannya sebesar US$ 76,70 juta (168,71 persen).  Sementara itu, penurunan nilai impor terdalam adalah besi dan baja sebesar US$ 223,68 juta (minus 48,97 persen).

 

Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC), nilai impor Januari 2025 terhadap bulan sebelumnya terjadi penurunan pada bahan baku/penolong sebesar US$ 397,62 juta (minus 9,33 persen), diikuti oleh barang konsumsi sebesar US$ 308,25 juta (minus 27,90 persen), dan barang modal sebesar US$ 128,88 juta

(minus 7,20 persen).

 

Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Januari 2025 adalah Tiongkok US$ 2.744,36 juta (43,41 persen), Jepang US$ 611,37 juta (9,67 persen), dan Thailand US$ 388,41 juta (6,14 persen).